Sosialisasi Kurikulum 2013 dilakukan Master Teacher
Jika para guru di
Pulau Jawa membingungkan pelaksanaan teknis kurikulum 2013, lain lagi
masalah yang terjadi di Kota Padang. Wakil Kepala SDN 21 Jati Utara Sri
Sugiarti mengatakan belum mengetahui darimana informasi kurikulum 2013
bisa didapat. Dirinya juga tidak pernah mendapatkan draf kurikulum
ini. Hal seperti ini, juga terjadi pada sebagian guru lainnya.
Menurut Sri, sejauh ini kepala sekolah hanya
memberitahukan kepada guru akan diterapkan kurikulum baru 2013 di bulan
Juli mendatang. Bagaimana penerapannya dan seperti apa bentuk
kurikulum ini juga tidak diketahui.
“Dimana informasi kurikulum 2013 ini bisa didapat, saya juga tidak tahu. Informasi kurikulum ini pun simpang siur,” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Indang
Dewata mengatakan, sosialisasi kurikulum 2013, akan mulai efektif dengan
adanya beberapa guru yang mendapatkan pelatihan. Guru yang akan
mendapatkan pelatihan ini disebut dengan Master Teacher. Diperkirakan bulan April- Mei guru ini akan mendapatkan pelatihan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kebingungan guru.
“Master teacher ini yang akan
menyampaikan kepada guru yang lain. Bukan dinas pendidikan. Waktu yang
tersedia pun tidak terlalu singkat untuk sosialisasi kurikulum ini,”
kata Indang Dewata, Rabu (3/4).
Indang juga mengatakan, tidak ada yang perlu
dibingungkan oleh guru. Guru banyak diuntungkan dengan kurikulum ini.
Seperti buku dan kurikulum sudah ditentukan dari pusat. Sementara,
kesulitan yang akan dihadapi guru, tidak hanya harus mengajarkan
kognitif saja, tetapi juga mengajarkan psikomotorik dan afektif.
“Dengan demikian guru tidak bisa lagi menilai kemampuan
siswa dari soal ujian yang berhasil didapatkan. Guru harus memahami
peserta didik secara utuh” katanya.
Indang pun menilai ada kelemahan pendidikan yang
diterapkan selama ini. Seperti seorang siswa yang bisa menjawab soal PKn
dengan tepat, namun dalam kehidupan sehari-hari, sikap toleransi yang
dipelajarinya saat belajar, tidak diterapkan. Jadi, kedepannya tugas
guru adalah mengajari siswa agar bisa menerapkan ilmu yang telah
dipelajari.
Ketua PGRI Sumbar Zainal Akil pun menganjurkan pelaksanaan pelatihan Master Teacher tersebut bisa dilaksanakan sewaktu pelaksanaan UN. Dengan demikian para Master Teacher ini bisa langsung mensosialisasikan kepada guru.
“Nah sekarang, pelatihan Master Teacher
belum juga dimulai. Sementara para guru setelah UN akan disibukkan
dengan proses kenaikan kelas. Sebelum kenaikan kelas, guru akan
mengadakan lokakarya, untuk membahas materi yang akan diajarkan selama
satu tahun ke depan. Tapi sekarang, apa yang mau dilokakaryakan, apa
yang akan dibahas belum diketahui,” jelasnya.
Waktu sosialisasi ini memang sangat pendek sekali, karena itu lebih cepat lebih baik.
Zainal juga menjelaskan, guru merupakan bagian utama
dalam penerapan kurikulum ini. Begitu juga dengan Lembaga Pendidikan
Tenaga Pendidik (LPTK) seperti UNP, STKIP, UBH yang seharusnya
mempersiapkan mahasiswanya untuk menerapkan kurikulum 2013 ini.
Zainal pun mengharapkan ada perubahan besar dalam
kurikulum 2013 ini. Karena banyak ditemukan kelemahan dalam kurikulum
ini. Seperti, siswa yang disibukkan dengan buku yang terlalu banyak
harus dibawa ke sekolah. Kemudian banyaknya PR yang diberikan oleh guru.
Namun sayangnya, PR yang banyak diberikan ini dikerjakan oleh orang
tua, bukan siswa sendiri.
Selain itu, guru saat ini lebih banyak mengerjakan dua
tugas saja dari tujuh tugas pokok saja. Yaitu guru hanya mengajar dan
menilai. Sementara tugas lainnya seperti mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi terabaikan.
“Tugas guru mengevaluasi inilah yang tidak dilakukan oleh guru. Padahal ini dibutuhkan sekali,’ ujarnya.
Misalnya, ketika siswa banyak mendapat nilai empat, guru
harusnya mempertanyakan kenapa bisa begitu. Kemudian, apa solusi untuk
mengatasi permasalahan ini, metode apa yang cocok digunakan.
“Sedangkan yang terjadi selama ini, siswa dituduh tidak
mengerti materi tanpa melihat persoalan terlebih dahulu. Hal yang sama
juga terjadi pada pelaksanaan UN,” ucapnya.
Begitu juga, para guru saat ini hanya mengajarkan kulit luar saja
dari sebuah ilmu. Tidak mengajarkan konsep dasar dari sebuah ilmu.
Akibatnya, ketika siswa diberikan soal yang berbeda, siswa kesulitan.
Jadi hal-hal seperti inilah yang harus dipirkan guru. (h/cw-eni)by Post: PADANG, HALUAN.
Komentar
Posting Komentar